Mengenal Lebih Dekat Krisis Kesehatan Dunia Akibat Penyakit Non-Kontagios
Krisis kesehatan yang melanda dunia bukan hanya berasal dari penyakit menular seperti pandemi COVID-19. Ada ancaman lain yang tak kalah serius, yakni penyakit non-kontagios. Menurut WHO, penyakit non-kontagios adalah penyakit yang tidak bisa menular dari orang ke orang. Jantung koroner, stroke, kanker, diabetes dan penyakit paru obstruktif kronis termasuk dalam kategori ini.
Indonesia, sebagai negara dengan populasi terbesar keempat di dunia, berpotensi besar menjadi pusat krisis kesehatan global akibat penyakit non-kontagios. Dengan jumlah penduduk mencapai lebih dari 270 juta jiwa, beban penyakit non-kontagios ini sangat berdampak pada kesehatan publik dan ekonomi Indonesia.
Data Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa prevalensi penyakit non-kontagios di Indonesia cukup tinggi. Menurut Prof. Dr. Hasbullah Thabrany, seorang pakar kesehatan masyarakat, "Penyakit non-kontagios ini memiliki dampak yang jauh lebih luas dan berkepanjangan dibanding penyakit menular."
Sebab dan Dampak Penyakit Non-Kontagios di Indonesia terhadap Krisis Kesehatan Global
Faktor gaya hidup menjadi penyebab utama meningkatnya penyakit non-kontagios di Indonesia. Pola makan tinggi gula, garam, dan lemak, ditambah kurangnya aktivitas fisik, menjadi pemicu utama. Fasilitas kesehatan yang masih belum merata juga menjadi tantangan dalam penanganannya.
Dampaknya pada krisis kesehatan global cukup signifikan. Individu dengan penyakit non-kontagios lebih rentan terhadap penyakit menular. Misalnya, seseorang dengan diabetes memiliki risiko lebih tinggi mengalami komplikasi jika terinfeksi COVID-19.
Selain itu, beban ekonomi yang ditimbulkan oleh penyakit non-kontagios juga sangat besar. World Economic Forum (WEF) memperkirakan biaya global akibat penyakit non-kontagios mencapai 47 triliun dolar AS hingga 2030. Untuk Indonesia sendiri, menurut riset oleh Indonesian Health Economics Association, biaya yang harus dikeluarkan untuk perawatan penyakit non-kontagios bisa mencapai 4,4% dari PDB.
Tantangan ini membutuhkan penanganan serius dari pemerintah. Dr. Nila Moeloek, mantan Menteri Kesehatan mengatakan, "Penyakit non-kontagios harus menjadi prioritas utama dalam penanganan kesehatan di Indonesia. Penyakit ini tidak hanya berdampak pada kesehatan individu, tetapi juga ekonomi negara."
Maka dari itu, penting bagi kita semua untuk menerapkan gaya hidup sehat dan mendukung pemerintah dalam mengatasi krisis kesehatan ini. Selain itu, peningkatan akses dan kualitas fasilitas kesehatan juga perlu menjadi perhatian dalam penanganan penyakit non-kontagios di Indonesia. Dengan begitu, kita dapat mencegah krisis kesehatan global yang lebih parah di masa depan.