Mengidentifikasi Penyebab Utama Krisis Air dan Sanitasi di Indonesia
Indonesia, negeri maritim yang kaya air, menghadapi krisis air dan sanitasi. Krisis ini disebabkan oleh sejumlah faktor. Pertama, distribusi air yang tidak merata. “Lebih dari 60% sumber daya air berada di Kalimantan dan Papua, sementara Jawa, tempat 60% populasi tinggal, hanya memiliki 13%,” kata Profesor Firdaus Ali, ahli teknologi air dan lingkungan dari Universitas Indonesia.
Kedua, infrastruktur yang krusial. Menurut data dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), 42% masyarakat Indonesia masih tidak memiliki akses sanitasi yang layak. Ketiga, polusi. “Air yang terkontaminasi limbah industri dan rumah tangga mengancam kesehatan masyarakat,” jelas Firdaus.
Mengimplementasikan Strategi Efektif untuk Mengatasi Krisis Air dan Sanitasi
Untuk mengatasi krisis ini, pendekatan komprehensif sangat dibutuhkan. Pertama, meningkatkan infrastruktur. Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, menegaskan, “Pemerintah sedang berupaya meningkatkan akses masyarakat terhadap air bersih dan sanitasi melalui program peningkatan infrastruktur.” Selain itu, peningkatan kualitas dan kuantitas infrastruktur penting untuk mengatasi keterbatasan akses.
Kedua, pendidikan dan pelatihan. Masyarakat perlu memahami pentingnya air bersih dan sanitasi yang baik. “Pendidikan dan pelatihan adalah kunci,” kata Dr. Meutia Hatta, peneliti senior di Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan.
Ketiga, aturan dan regulasi yang lebih ketat. Pemerintah harus mendorong perusahaan-perusahaan untuk mengelola limbah dengan baik dan bertanggung jawab. Akhirnya, konservasi dan pengelolaan air yang efisien. “Pendekatan ini dapat membantu kita mengatasi krisis air dengan lebih baik,” tambah Meutia.
Meski tantangan yang dihadapi besar, langkah-langkah ini dapat membantu Indonesia mencapai targetnya dalam Sustainable Development Goals (SDGs) untuk akses universal air bersih dan sanitasi layak. Dengan pendekatan ini, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan berkelanjutan bagi generasi mendatang.